Dalam beberapa pekan terakhir, rencana kenaikan tarif masuk ke Candi Borobudur menuai kontroversi. Pro dan kontra akhirnya mereda setelah Presiden Joko Widodo mengatakannya dalam rapat terbatas pariwisata di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 14 April.
Kini masalah kembali muncul dengan ratusan pedagang di kawasan Candi Borobudur. Komunitas pedagang Zona II di dalam Candi Borobudur mengeluhkan tidak bisa lagi berjualan di kawasan tersebut setelah candi Budha terbesar itu mendapat kunjungan wisatawan seperti sebelum pandemi Covid-19.
Baca Juga :
Jual Saldo Paypal
Jual Beli Saldo Paypal
Saldo Paypal Terpercaya
Puluhan pedagang yang mewakili 340 pedagang dari 14 komoditas di kawasan candi Borobudur Jawa Tengah menyambangi kantor LBH Yogyakarta pada Rabu, 15 Juni 2022. Di LBH Yogyakarta, mereka kembali mengadukan manajemen PT Taman Wisata Candi atau PT TWC selaku pengelola Candi Borobudur yang tidak menerima mereka untuk dijual di Zona II Borobudur.
Kami sudah berulang kali menanyakan ke pemerintah, tetapi tidak ada tanggapan,” kata Egi Basiyo, Ketua Pedagang Candi Borobudur. Ia menilai para pedagang yang biasa berjualan di depan Museum Karmawibangga selalu berpegang teguh pada aturan.
Salah satunya ketika manajemen PT TWC dua tahun lalu meminta mereka berhenti berjualan di awal pandemi Covid-19 akibat politik pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM. Kami bukan pedagang gelap dan ilegal, kami semua memiliki kartu izin perdagangan dari Pemprov Borobudur yang diperbarui setiap tahun,” katanya.
Baca juga :
Jasa Pbn Premium
Jasa Pbn Berkualitas
Jasa Pbn
Menanggapi keluhan pedagang, Sekretaris Perusahaan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, AY Suhartanto menyatakan Zona II kawasan candi Borobudur berfungsi sebagai sabuk hijau dan zona penyangga, selain kawasan konservasi. Kawasan ini harus bebas dari aktivitas komersial, termasuk pedagang kaki lima,” katanya.
PT TWC berencana menjadikan Zona II sebagai ruang budaya dan pendidikan kreatif bagi wisatawan. Penataan area penjualan di Zona II untuk mewujudkan pariwisata yang berkualitas di Borobudur,” kata Suhartanto. Dan pariwisata yang berkualitas, lanjutnya, untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan. Pada prinsipnya, aktivitas penjualan tetap diperbolehkan sepanjang sesuai dengan zona yang tersedia.”
Suhartanto menambahkan, PT TWC mengajak para pedagang untuk melakukan aktivitas perdagangan di kawasan yang telah ditentukan. Mari bersama-sama kita lestarikan destinasi wisata ini dengan pelayanan prima dan tak terlupakan bagi wisatawan,” ujarnya.
Sebagai salah satu tujuan wisata utama, penting bagi Borobudur untuk selalu menjaga situasi yang menguntungkan bagi wisatawan, termasuk menjaga citra positif di mata dunia pariwisata. Selain itu, saat ini menjadi momentum kebangkitan pariwisata dan pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19,” ujarnya.